Pembiasaan Sholat Dhuha sebuah ikhtiar membentuk pribadi yang berakhlak mulia

Pembiasaan Sholat Dhuha sebuah ikhtiar membentuk pribadi yang berakhlak mulia
Pendidikan yang mengedepankan akhlak mulia merupakan tujuan utama pendidikan Islam

Pendidikan enterpreunership sejak dini perlu ditanamkan agar kelak meneladani Baginda Nabi SAW

Peduli kepada yang kurang mampu akan tertanam dengan baik jika dibiasakan untuk saling berbagi

Peduli kepada yang kurang mampu akan tertanam dengan baik jika dibiasakan untuk saling berbagi

Literasi budaya SD Islam 04 untuk melestarikan budaya Nusantara

Berita Update

Jumat, 15 November 2019

Formulir Isian Data Alumni Ma'had Islam Pekalongan

mhd1

Rabu, 13 November 2019

MARS MA'HAD ISLAM

MazGuru

MARS MA'HAD ISLAM

Hiduplah Ma’had Islam, Perguruan kita.

Lahir dengan kejayaan, Karunia Tuhan.

Hiduplah Ma’had Islam, membina agama.

Mengisi negara kita, dengan pembangunan.

Moga-moga Ma’had Islam, tabah menghadapi zaman.

Membina jiwa pribadi, putra dan putrinya.


هَتَفَ مَعْهَــدُنَـا مُنَـادِيًـافِيْنَـا

شُدُّواعَزَائِمَ الْعَمَلْ لاَجَيْرَفِى الكَسَلْ

سِيْرُوافِى مَوْكِبِ العِرْفَانْ لاَتَرْكَنُواالَى الهَوَانْ

سَلُوا رَبَّكُمُ الاَعْلَى اَلْعِـزَّوالعُـلَا

مَعْهَـدُنَـاالاِسْلَامِى تُـرَاثُنَـاالعَـالِى

بِـالعِـلْمِ قَدْحَلَّيْتَنَـا فَطَابَتْ نَفْسُنَـا

اَبْقَـاكَ اللهُ رَبُّنَـا ذُخْرًاكَـذَاعَوْنًالَنَـا

فَلْيَـرْتَقِ مَعْهَدُنَا لِنَصْــرِدِيْنِنَــا


Senin, 28 Oktober 2019

Ustadz Umar Khirid dan Kehati-hatiannya

mhd1
Ustadz Umar bin Abdullah Khirid, lahir di Semarang, tanggal 14 Mei 1922 Masehi, adalah salah satu tokoh yang memiliki kharisma luar biasa dikalangan para pendidik. Ustadz Umar Khirid biasa beliau dipanggil adalah sosok pendidik yang sangat dicintai dan dihormati oleh para murid-muridnya.

Dengan bekal pendidikan MAI di Pekalongan pada tahun 1937 dan Pendidikan Khusus Agama Islam di tahun 1947 beliau mengawali karier di bidang pendidikan di tahun 1935 hingga 1942 sebagai Guru Agama di sebuah Sekolah Dasar di Semarang, lalu melanjutkan pada tahun 1945 hingga tahun 1948 sebagai Guru Agama di Yayasan Al Falah di Kauman Semarang, yang salah satu pengurusnya adalah Al Ustadz Abubakar Assegaf.

Setelah kunjungan rombongan study banding dari Perguruan Ma’had Islam Pekalongan, yaitu Al Ustadz Abdullah Hinduan, Al Ustadz Muhammad Baragbah, dan Al Ustadz Ali Gani ke Yayasan Al Falah Semarang, beliau tertarik untuk pindah ke Pekalongan. Dari hasil diskusi dengan para Ustadz tersebut, akhirnya mulai tanggal 17 Februari 1948 beliau melanjutkan pengabdiannya sebagai pendidik di Perguruan Ma’had Islam Pekalongan untuk mengajar Bahasa Arab di tingkat Sekolah Rakyat Islam (SRI).

Hidup beliau sangat sederhana dengan tinggal di Asrama yang disediakan oleh Yayasan Ma’had Islam Pekalongan di daerah Krapyak. Hingga akhir hayatnya beliau tidak menikah dan menopang hidupnya hanya dari gaji sebagai guru yang seluruh gajinya diberikan ke penjaga asrama untuk makan sehari-hari.

Begitu kuat karakter seorang pendidik yang melekat pada keseharian beliau, rasa cinta, kasih sayang, keikhlasan dan keluhuran akhlaq tercermin dalam pembelajaran beliau dan sangat dirasakan oleh murid-muridnya. Hal ini lah yang membuat pembelajaran yang beliau berikan melekat hingga murid-muridnya dewasa. Beliau selalu memberikan contoh dalam perilaku kesehariannya, bahkan dengan hewan yang merugikan seperti kutu kasur (tinggi) yang membuat beliau tidak bisa tidur pun beliau melarang untuk dibunuh dengan cukup disapu saja ke tanah atau lantai
.
Contoh perilaku yang selalu diperlihatkan oleh Ustadz yang bersahaja ini adalah selalu berjalan kaki kemanapun beliau pergi, ke Sekolah tempat beliau mengajar atau untuk shalat berjama’ah di Masjid yang tidak pernah beliau tinggalkan, walau jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal beliau, yaitu di salah satu kelas di SDI 04 Ma’had Kwijan Pekalongan, karena Asrama tempat sebelumnya beliau tinggal digunakan untuk sekolah.

Saat berada di sekolah beliau lebih mengutamakan bergaul dengan murid-muridnya daripada mengobrol dengan sesama guru. Ketika istirahat pergantian pelajaran, beliau bukannya beristirahat di ruang guru, tetapi berada di kelas untuk bermain atau bercerita dengan murid-muridnya. Begitu dekatnya (sayangnya) beliau dengan murid-muridnya, sehingga beliau tidak pernah merasa kesepian walau tidak menikah, karena kamar asramanya selalu ramai dengan kunjungan murid-muridnya untuk belajar Agama dan Bahasa Arab, dengan ikhlas tanpa pamrih memungut bayaran. Hingga suatu saat ada salah satu murid yang sukses menjadi pengusaha ingin memberangkatkan beliau untuk beribadah haji, tetapi beliau menolak, karena merasa kurang nyaman berhaji dengan biaya dari hasil usaha dia. Tetapi ketika murid-murid patungan secara berkelompok berinisiatif untuk mengumpulkan uang pribadi dengan pembagian ongkos naik haji dari Indonesia dan murid-murid yang berada di Saudi Arabia, akhirnya beliau bersedia berangkat untuk beribadah haji.

Kehati-hatian dan ketelitian beliau untuk masalah kehalalan rezeki yang dimakan atau digunakan sangat mengagumkan. Pada suatu ketika beliau menerima gaji hasil mengajar, setelah dihitung ternyata hitungannya salah atau gajinya lebih karena kekhilafan bagian penggajian. Seketika itu juga beliau kembalikan kelebihan uang ke TU sekolah untuk diperbaiki.

Walaupun dapat dikatakan hidup dengan kondisi yang seadanya, bahkan dapat dikatakan tidak pernah memegang uang, tetapi beliau tidak sembarangan menerima bantuan uang. Selalu beliau menanyakan berasal darimanakah uang yang diberikan kepada beliau. Apabila uang tersebut adalah uang zakat, beliau pasti menolaknya, karena merasa tidak pantas untuk menerimanya. Saat beliau sudah meninggal, ketika keluarga dan guru Mahad membereskan lemari beliau, ditemukan banyak amplop yang masih tertutup dan berisi uang yang diletakkan dibawah pakaian. Rupanya beliau tidak mau menggunakan uang tersebut karena merasa ragu terhadap sumber uang pemberian tersebut.

Dalam kehati-hatian menjaga lisan yang tercermin ketika berada di sekolah, dengan tetap berada di kelas mementingkan bergaul dengan murid daripada bergunjing di ruang guru, di luar sekolah beliau lebih banyak berkumpul dengan para Ustadz untuk saling berbagi ilmu. Saat sekolah libur pada hari Jum’at, beliau berkumpul di rumah Ustadz Muhammad Baragbah di daerah Krapyak bersama dengan Ustadz-ustadz lain, diantaranya Ustadz Abdullah bin Ibrahim, Ustadz Ahmad bin Yusuf Anggawi, dan Ustadz Abdullah Alfaqih untuk berdiskusi masalah Agama dan masalah-masalah kemajuan Sekolah, hingga waktu Sholat Jum’at tiba dan berangkat bersama-sama ke Masjid Aulia Krapyak.

Karena cerminan kesederhanaan beliau pulalah beliau selalu menolak untuk berfoto walau bersama-sama dengan guru-guru lainnya.
Kharisma beliau hingga saat ini tidak henti dibicarakan oleh orang-orang yang mengenal dan pernah dididik oleh beliau. Kekaguman akan keikhlasan beliau dalam mendidik dan mengajar tidak bisa hilang dari ingatan para murid-muridnya, dan menjadi panutan untuk diteruskan oleh guru-guru muda berikutnya.

Kehidupan sehari-hari yang sangat bersahaja dan selalu memberikan contoh akhlaqul karimah membuat para murid-muridnya sangat mengagumi sosok Ustadz Umar Khirid dan sangat kehilangan ketika pada tanggal 8 Agustus 1986 ( 2 Dzulhijah 1406 H) tutup usia di Rumah Sakit Sultan Agung Semarang karena terserang penyakit Leukimia.  Semoga amal ibadah Ustadz Umar Khirid diterima Allah SWT dan apa yang telah beliau ajarkan dan contohkan dapat diteruskan oleh para pendidik muda agar dapat mencetak karakter generasi muda Islam yang bersahaja dan berakhlaqul karimah seperti beliau. 

Sabtu, 26 Oktober 2019

Agenda Ta'sis Ke-77 Perguruan Ma'had Islam Pekalongan

mhd1


Bismillahirrohmanirrohim.

Jum'at, 8 November 2019 insya Allah Perguruan Ma'had Islam Pekalongan genap berusia 77 Tahun. 77 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalankan roda organisasi pendidikan. Tapi alhamdulillah berkat ketulusan dan keikhlasan para pendiri, pengurus dan guru di Ma'had Islam kini Ma'had Islam Pekalongan menjadi salah satu perguruan tertua dan terbesar di Kota Pekalongan dengan memiliki 12 sekolah dan lebih dari 2000 peserta didik.

Dipelopori oleh Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Ma'had Islam, H. M. Andy Arslan Djunaid, SE. beserta para alumni melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan untuk memperingati Ta'sis tahun ini. Berikut rangkaian kegiatannya:

  • Tanggal 23 s.d 27 Oktober 2019, Kejuaran Bola Basket tingkat SMP dan Umum
  • Tanggal 26 s.d 28 Oktober 2019, Lomba Pelajar Berprestasi
  • Tanggal 1 November 2019
    - Ziarah Makam Pendiri dan Tokoh Ma'had Islam
    - Pengobatan Gratis dan Bakti Sosial
    - Sepakbola Persahabatan Guru Vs Alumni
  • Tanggal, 2 November 2019
    - Bazar/Pasar Jajan dan Pentas Seni
  • Tanggal, 3 November 2019
    - Jalan Sehat dan Drumband Ma'had Islam
  • Tanggal 12 November 2019
    - Upacara Akbar Ta'sis Ke 77 Perguruan Ma'had Islam

Minggu, 20 Oktober 2019

Do'a Wirdusshobah dan Artinya

mhd1


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
رَبِّ أَعُوْذُبِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْن، وَأَعُوْذُبِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْنَ . اَللّهُمَّ إِنِّيْ اَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلاَ ئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ اَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لآاِلــهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ،أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفاً مُسْلِماً وَمَا كاَنَ ِمنَ المُشْرِكِيْنَ. اَللّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ. أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ المُلْكُ ِللّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، اَللّهُمَّ مَا أَصْبَحَ ِبيْ ِمنْ نِعْمَةٍ أَوْبِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لآ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُعَلَى ذالِكَ.
Rabbi a’uudzubika min hamazaatissyayaathiin, wa a’uudzubika rabbii an yahdhuruun. Allahumma innii ashbahtu usyhiduka wa usyhidu hamalata arsyika wa malaaikataka wa jamii’a khalqika annaka antallahu laa ilaaha illa anta wahdaka laa syariika laka, wa anna muhammadan abduka wa rasuuluka, ashbahnaa ala fithrotil islaam wa alaa kalimatil ikhlaas wa alaa diini nabiyyinaa muhammadin shallallahu alaihi wasallam, wa alaa millati abiina ibraahiim haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin. Allahumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaika nusyuuru. Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillaahi rabbil aalamiin. Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin aw bi ahadin min kholqika fa minka wahdaka laa syariika laka, fa lakal hamdu wa lakasyyukru ala dzaalik.
Artinya :
Ya   Allah, aku berlindung kepada Mu dari bisikan syetan dan aku berlindung kepada Mu ya Allah akan kehadiran mereka. Ya Allah, aku pada pagi hari ini bersaksi kepada Mu, kepada yang mengangkat Arsy Mu, kepada malaikat Mu dan seluruh makhluk Mu, bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah Hamba Mu dan Utusan Mu.
Pada pagi hari ini kita dalam Fitrah Islam dengan kalimat Ikhlas dan di atas Agama Nabi Muhammad SAW. Kita pada jalan Bapak kita Ibrahim secara lurus dan tunduk dan tidaklah tergolong dari pada orang–orang musyrikin.
Ya   Allah, dengan Engkau kami pada pagi hari dan dengan Engkau pula kami pada sore hari, dan dengan Engkau kami hidup serta dengan Engkau kami mati dan kepada Mu semua kembali.
Pagi hari ini kami semua dan seluruh kerajaan adalah bagi Allah Tuhan seluruh alam.Ya   Allah, apa yang pada hari ini kami terima dari nikmat atau bagi seseorang dari makhluk Mu hanya dari Engkau sajalah, tidak ada sekutu bagi Mu, maka bagi Mu segala Puji dan Syukur atas yang demikian itu.


Kamis, 17 Oktober 2019

Literasi Budaya SD Islam 04 Pekalongan

MazGuru

Ahad, 13 Oktober 2019 SD Islam 04 Pekalongan menyelenggarakan kegiatan yang menarik perhatian warga civitas sekolah yaitu berupa "Literasi Budaya". Kegiatan literasi budaya dilaksanakan dengan tujuan melestarikan nilai-nilai budaya Nusantara yang adiluhung. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik dan dewan guru SD Islam 04 Pekalongan. Dengan kegiatan ini diharapkan timbul kecintaan dan kebanggaan di hati seluruh civitas akademika terhadap kebudayaan Jawa yang sangat bernilai tinggi. Tema kegiatan literasi budaya SD Islam 04 Pekalongan yaitu "Melalui kegiatan literasi budaya, kita lestarikan dolanan anak dan kuliner nasional sebagai warisan bangsa." 

Adapun dalam kegiatan Literasi Budaya ini antara lain berupa :

1. Dolanan Anak

Anak-anak bermain dakon/congklak dengan memakai pakaian daerah

Dolanan/permainan anak saat ini sudah mengalami pergeseran bahkan sudah tidak dikenal lagi oleh sebagian besar anak kita. Hal ini karena maraknya permainan di gadget/smartphone yang lebih disenangi oleh anak-anak kita, padahal dolanan anak nusantara banyak variasinya dan mempunyai nilai dan filosofi tinggi dibandingkan dengan dolanan gadget. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak mengenal dan mencintai dolanan anak Nusantara yang mengandung nilai-nilai tinggi. Gambar diatas beberapa anak sedang bermaian congklak/dakon. Permainan ini juga telah dikenal oleh seluruh wilayah di Indonesia. Menggunakan biji congklak yang terbuat dari cangkang karang tapi ada juga yang menggunakan batu, biji asam jawa ataupun biji-bijian lainnya lalu menggunakan papan congklak yang berisi 16 lubang. Permainan ini hanya bisa dilakukan oleh dua orang saja. Biji congklak berisi 98 buah dan papan congklak ada yang terbuat dari plastik namun juga ada yang dari kayu. 

Awal memainkan permainan ini dengan suit menentukan siapa yang jalan dulan, lalu jika ada yang menang maka pemain harus mengambil semua biji dari salah satu lubang dan biji tersebut diisi satu persatu ke lubang yang sudah ditentukan, dari kiri atau kanan. Hingga biji habis dan setelah itu ambil lagi semua biji dari tempat terakhir biji diletakkan. Begitu seterusnya hingga siapa yang mendapat biji paling banyak maka ia yang menjadi pemenang.

Dolanan ini mengajarkan kepada anak mengenai ketekunan, kesabaran, ketepatan, kejujuran dan berhitung dengan teliti.

Lompat tali
Dolanan selanjutnya yaitu lompat tali. Lompat tali menggunakan gelang karet yang disusun sedemikain rupa sehingga membentuk rantai tali yang panjang. Rantai tali karet ini sangat fleksibel dan bisa memanjang sehingga tidak mudah putus. Cara bermainnya cukup sederhana, yaitu dua orang memegang tali sedangkan lainnya melompati tali dari mulai mata kaki sampai ketinggiannya meningkat ke ujung tangan yang memegang tali. Yang tidak berhasil melompat maka akan bertugas untuk memegang tali. Dolanan ini mengajarkan anak mengenai ketangkasan, kekuatan dan keberanian. 

Jengklek/Engklek
Permainan ini sampai sekarang masih dilakukan dan seluruh wilayah Indonesia mengenal permainan ini, meskipun disetiap daerah memiliki sebutan lain-lain. Engklek dimainkan oleh anak laki-laki dan juga perempuan. Bisa dilakukan oleh dua orang saja dan maksimal lima orang, sebab untuk memainkannya harus menunggu giliran dan jika banyak yang bermain maka akan lama menunggunya.
Cara bermainnya dengan menggambar kotak-kotak di latar. Bermainnya dilapangan yang terang agar mudah menggambar kotak-kotaknya. Ada sembilan kotak yang terdiri dari tiga buah kotak horizontal, lalu disambung tiga kotak vertikal, setelah itu tambah satu kotak diatasnya dan terakhir dua kotak dihorizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut dari awal hingga terakhir. Melompatnya harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh maka harus menaruh batu disalah satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran. Dolanan ini mengajarkan anak-anak mengenai ketangkasan, kesabaran, kekuatan dan kebersamaan.
Para Ustadzah juga ikut memeriahkan tarik tambang
Tarik tambang, dolanan ini sudah terkenal ke seantero nusantara. Sampai sekarang masih sering dimainkan terutama saat peringatan HUT NKRI di kampung-kampung maupun di sekolah-sekolah. Tidak hanya siswa-siswi yang memeriahkan dolanan nusantara, para ustadzah juga turut serta memeriahkan sehingga suasana menjadi ramai dan menegangkan. Peraturan permainan ini yaitu tim yang mampu menarik lawan sampai batas tertentu maka akan ditetapkan sebagai pemenang.
Dolanan ini mengajarkan kepada kita tentang kekuatan, strategi untuk menang, kekompakan tim, ketaatan pada pemimpin dan ketangkasan.

Para siswi menyanyikan lagu daerah dan menari bersama
Lagu-lagu daerah saat ini sudah sangat jarang sekali dinyanyikan. Dalam kegiatan ini para siswa-siswi masing-masing kelas menampilkan pentas seni menyanyikan lagu daerah disertai dengan tarian yang mereka kreasikan sendiri. Suasana semakin meriah dan membahagiakan disaat mereka tampil maju ke depan menunjukkan kebolehannya.
2. Jajanan Nusantara

Jajanan nusantara saat ini jarang sekali dijual di toko maupun penjual makanan di sekitar sekolah. Dengan kegiatan literasi budaya yang menyuguhkan jajanan nusantara yang sehat diharapkan anak-anak menyukai cita rasa jajanan nusantara yang beragam.
Dewan Asatidz SD Islam 04 Pekalongan

Rabu, 09 Oktober 2019

SMA Islam Pekalongan Utamakan Pendidikan Karakter

MazGuru
Siswa-siswi sedang sholat dhuha berjama'ah



SMA Islam Pekalongan merupakan sekolah swasta dibawah naungan Yayasan Ma'had Islam Pekalongan bertekad mengutamakan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar rutin. Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, akhlak dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Sedangkan karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.

Penguatan   pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain, berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pornografi, dan perusakan milik orang lain, menjadi masalah sosial yang hingga kini belum teratasi secara tuntas. Oleh karena itu, betapa  pentingnya pendidikan karakter  terutama dilingkungan sekolah.

“Karena kami sekolah islam, tentunya yang kami kedepankan adalah pendidikan karakter Islam. Yang mana pendidikan itu bisa mampu menjadi bekal mereka didunia dan akhirat,” ungkap Kepala SMA Islam Pekalongan, Eko Lusjiyanto, M.Pd. Ada berbagai jenis program yang sudah dan hendak dicanangkan oleh sekolah untuk mewujudkan pendidikan karakter yang sesungguhnya. Mulai dari doa pagi bersama, program hafidz quran serta penguatan bahasa Arab dan Inggris.

“Kita setiap pagi ada pembacaan wirudus shobah bersama-sama, kemudian dilanjutkan program hafidz quran. Untuk hari ini sudah sampai pada surat al anbiya’ dan pada semester ini ditargetkan surat al mulk selesai dan begitu seterusnya,” imbuhnya. 



Program tahfidz ini menjadi program unggulan SMA Islam, dengan target bersama 1 sampai 2 tahun kedepan siswa-siswi lulusan SMA Islam sudah mengantongi hafalan minimal 4 juz. Sehingga cita-cita untuk melahirkan generasi hafidz-hafidzoh bisa tercapai.


Selain itu, program terobosan selanjutnya SMA Islam Pekalongan untuk mewujudkan pendidikan berkarakter dan berkualitas adalah membiasakan untuk berbahasa arab dan bahasa inggris pada hari-hari tertentu dalam semua aktivitas di sekolah.
“Kalau program ini memang baru mau dilaksanakan ya, rencananya nanti setiap hari Kamis siswa dan guru akan berbahasa arab dalam semua aktivitas di sekolah. Dan lain hari kita akan berbahasa inggris,” ujarnya.

Pihaknya berharap, semua program terobosan SMA Islam Pekalongan bisa dilaksanakan dengan baik. Serta mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan oleh para pendidik dan orang tua siswa.

Pendiri Ma'had Islam Pekalongan

  • Ust.Abdullah Hinduan
  • Ust.Muhammad bin Ahmad Assegaf
  • Ust. Zen bin Abdurrahman
  • Ust. Muchsin bin Ali Alatas
  • Ust. Basari Achmad
  • Ust. Muhammad Baraghbah